Kamis, 20 Juli 2017

Sekilas Tana Toraja

Tana Toraja
Tana Toraja
Tana Toraja adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Tana toraja memiliki banyak tempat wisata yang menarik, salah satunya adalah wisata pemakaman. Salah satu pemakaman leluhur di Toraja dinamakan Londa. Londa adalah pemakaman yang bertempat di dalam gua. Gua Londa sangat luas tapi di dalamnya sempit dan gelap sehingga kita membutuhkan bantuan juru kunci dan alat penerangan supaya tidak tersesat. Gua londa berusia sudah hampir 1000 tahun. Hanya keluarga keturunan bangsawan yang bisa dimakamkan di Londa.

Erong adalah peti mati yang dipakai oleh orang Toraja. Di luar Londa ada banyak erong yang digantung. Ketekesu adalah nama untuk makam gantung di Toraja. Semakin tinggi posisi erong, semakin tinggi juga kehormatan atau kekayaan yang dimiliki oleh orang yang meninggal. Ada tiga bentuk erong, yang pertama yang berbentuk seperti rumah adat artinya keturunan bangsawan, yang kedua berbentuk seperti kerbau artinya makam laki-laki dan yang ketiga berbentuk babi artinya makam perempuan.
Erong
Kambira
Selain Londa, ada juga makam yang dibuat di dalam batu yang dipahat atau dilubangi lebih dulu, namanya Bori Parinding. Ini juga makam untuk keluarga bangsawan. Setiap lubang hanya diisi oleh keluarga yang serumpun atau satu marga. Toraja juga memiliki makam khusus untuk bayi yang belum mempunyai gigi atau berusia sekita 6 bulan. Kambira adalah nama untuk makam bayi yang belum mempunyai gigi. Bayi-bayi tersebut akan disimpan di dalam pohon besar yang sebelumnya sudah dilubangi terlebih dulu. Orang-orang Toraja pada jaman dulu percaya, bayi-bayi seperti kembali ke dalam perut Ibu jika disimpan didalam kambira, karena pohon mempunyai cairan getah yang putih yang sama seperti susu ibu sehingga mereka tidak akan kelaparan di dunia sana. Bila batang pohon sudah kembali rapat, orang Toraja percaya kalua bayi sudah bahagia bersama Tuhan.

Lemmo artinya jeruk, lemmo juga berarti kuburan batu yang berbentuk bulat seperti jeruk.  Ada banyak makam batu dan gua di Toraja, alsannya adalah karena leluhur mereka mau memperlakukan jenazah dengan baik. Dipilihlah batu dan gua supaya jenazah tidak mudah rusak terkena air atau tanah dan juga supaya bisa dilihat oleh cucu-cucunya kelak. Hampir di semua pemakaman akan ditemukan Tau-tau, patung yang berbentuk sama seperti orang yang meninggal, patung tau-tau biasanya dibuat untuk para bangsawan saja.
Rambu Solo
Rambu solo adalah ritual untuk mengantarkan orang yan meninggal, upacara ini dilakukan setelah jam 12 siang waktu matahari mulai bergerak turun. Seseorang belum dianggap meninggal sempurna jika belum mengikuti upacara Rambu Solo. Upacara Rambu Solo memerlukan biaya yang sangat besar, bisa mencapai ratusan juta atau milyaran rupiah. Hal tersebut dikarenakan ada binatang persembahan yang harus ada dalam upacara ini. Itu sebabnya ada banyak keluarga yang menyimpan jenazah keluarganya selama bertahun-tahun sambil mengumpulkan uang untuk mengadakan upacara Rambu Solo. Binatang yang dipersembahkan adalah kerbau dan babi. Orang Toraja percaya kalau kerbau adalah kendaraan yang bisa mengantarkan jiwa yang meninggal sampai ke surga.

Kerbau yang dikurbankan pun bukan sembarang kerbau. Kerbau yang akan dikurbankan dalam Upacara Rambu Solo adalah Tedong Bonga (kerbau bule) Belang, dari jenis Bubalus bubalis yang biasa dikenal sebagai kerbau lumpur. Kerbau ini mempunyai ciri albino (bule) dan warna kulit yang belang. Harga seekor kerbau ini sekitar 20-50 juta rupiah. Namun untuk kerbau yang spesial, harganya bisa mencapai sekitar 600 juta rupiah.

Tedong Bonga

Sedangkan untuk jumlah kerbau yang akan dikurbankan pada Rambu Solo ini, tergantung dari strata sosial keluarga yang berduka. Semakin tinggi strata sosial sebuah keluarga, semakin banyak pula jumlah kerbau yang dikurbankan. Untuk keluarga dengan strata sosial menengah, biasanya kurbau yang dikurbankan sebanyak 8-10 ekor ditambah babi sebanyak 30-50 ekor. Namun untuk keluarga dari kalangan bangsawan, kerbau yang dikurbankan berjumlah sekitar 25-150 ekor. Dengan demikian tidak mengherankan jika biaya yang digunakan untuk melaksanakan Rambu Solo bisa mencapai 4-5 miliyar rupiah. Sebagian besar dari biaya tersebut digunakan untuk membeli persyaratan hewan kurban ini.

Dalam upacara Rambu Solo juga ada tarian duka cita yang dinamakan Mak Badong, tarian ini adalah tarian sakral dan harus dilakukan sesuai aturan adat yang berlaku, kalau ada yang mempermainkan tarian dan nyanyian ini, orang tersebut akan meninggal. Setelah menjalani proses yang panjang, kemudian jenazah akan dibawa ke Patane, makam yang berbentuk rumah. Hal ini dikarenakan makam gua atau batu sudah penuh.

Sumber : Ringkasan pribadi
Materi : Indonesia Bagus (NET TV) - Tana Toraja
Foto-Foto : Google
x
x