Blog ini berisi tentang cerita perjalanan pribadi, puisi dan karya sastra pribadi dan catatan pribadi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Jumat, 23 Agustus 2019
Untuk Trisna
Hujan membuat besar arti penantian
Saat satu menanti, aku hanya bisa meratapi
Hujan berikan makna besar kasih sayang
Bahwa hati takkan menipu
Bahwa hanya satu yang ada dalam mimpi
Hujan sertakan besar rasa bersalah
Pada waktu dan segala desakkan perasaan
Bahwa aku juga memikirkanmu
Bahwa aku pun membutuhkanmu
Hujan...
Bawa aku pulang...
-2.11.2008-
Nevri Nooringhati
Selasa, 20 Agustus 2019
Dunia Mana
Pandanganku tertuju pada satu titik
Kau pikir aku sedang berpikir
Kau pikir itu kamu
Kau pikir aku pikirin kamu
Tidak! aku tidak sedang berpikir
Apalagi tentang kamu
Kamu pikir siapa kamu?
Di dalam aku
Aku tau kemana pandanganku tertuju
Itu mereka
Di dalam aku
Aku tau aku sedang berpikir
Pikir tentang ini
yang kau baca
Jadi aku di mana?
-20.08.2019-
Nevri Nooringhati
Selasa, 12 Maret 2019
Langkah-langkah Naik Angkutan Umum (angkot)
Hai hai..
Di postingan kali ini saya akan berbagi tentang langkah-langkah naik angkot versi saya dan mungkin versi kebanyakan orang yang lain juga. Selamat membaca 😊
1. Pertama, pastikan anda sudah tau kemana tujuan anda dan angkot dengan trayek atau jurusan apa yang akan anda gunakan. Kalau belum tau trayek angkot-angkot, bisa cek dengan mengunduh aplikasi "kiri app" di Playstore.
2. Siapkan uang PAS, atau uang receh atau uang dengan pecahan kecil. Mulai dari dua ribu-dua puluh ribu. Simpan di saku celana atau di tempat yang mudah dijangkau di tas. Kenapa? Supaya anda tidak harus mengeluarkan dan membuka dompet yang mungkin akan menarik atau mengundang motivasi pencopet untuk menjadikan anda target.
3. Menunggu angkot di pinggir jalan atau di halte yang DILALUI oleh angkot sesuai dengan trayek tujuan anda. Penting anda tau, usahakan tidak memberhentikan angkot di dekat lampu merah, di tikungan tajam, di tempat-tempat yang ada tanda dilarang berhenti, di sekitar pak polisi yang sedang bertugas mengatur lalu lintas dan di tempat-tempat yang menyulitkan supir untuk berhenti. Sederhananya pilih tempat yang aman dan strategis untuk anda dan supir ketika memilih tempat untuk memberhentikan angkot, baik ketika akan naik atau akan turun.(Karena bukan cuma wanita yang ingin dimengerti, tapi pak supir juga ingin dimengerti)
4. Memberhentikan angkot dengan cara melambaikan tangan atau menjulurkan tangan dan jari telunjuk.
5. Setelah mendapat angkot sesuai dengan trayek tujuan anda, naik ke angkot dengan kaki kanan lebih dulu dan hati-hati dengan kepala anda supaya tidak terbentur bingkai pintu, karena itu sakit dan malu. Jika anda duduk di kursi penumpang bagian depan dekat supir, silahkan berpegangan pada pegangan yang biasanya tersedia di bagian atas bingkai pintu untuk membantu anda mengangkat dan memposisikan badan anda dengan nyaman di jok. Jika anda duduk di bagian belakang supir, duduk dengan posisi yang lurus, JANGAN menyerong kecuali anda memakai rok super pendek dan duduk tepat di depan pintu angkot. Ketika anda memilih naik transportasi umum, khususnya angkot, berarti anda harus siap untuk bertoleransi dengan penumpang lainnya, khususnya dalam hal berbagi tempat untuk duduk.
6. DILARANG merokok, meludah, membuang sampah sembarangan, berbicara kotor atau kasar, bersikap berlebihan, memakai minyaj wangi secara berlebihan atau melakukan sesuatu yang mengganggu kenyamanan dan keamanan penumpang di dalam angkot.
7. Ketika di dalam angkot, perhatikan barang bawaan anda, biasakan menyimpan barang-barang berharga di posisi/lokasi yang aman di dalam tas. Tidak menggunakan perhiasan yang berlebihan atau mencolok. Simpan tas anda di dalam pelukan anda. Selalu waspada dengan copet. Jangan lupa perhatikan di mana lokasi anda untuk turun dari angkot.
8. Jika anda sudah mendekati lokasi untuk turun dari angkot. Seperti di awal tadi, pilih tempat yang strategis dan aman yang terdekat dengan tempat tujuan anda. Ucapkan kata KIRI Pak dengan cukup keras supaya Pak Supir bisa mendengar anda.
9. Turun dengan hati-hati dan dengan kaki kiri lebih dulu. Kenapa? Supaya anda bisa menyeimbangkan badan anda dengan cepat dan mantap.
10. Bayar ongkos sesuai tarif yang berlaku. Biasanya anda harus berdiri di samping pintu penumpang bagian depan dengan tangan kanan terjulur ke arah supir. Anda bisa menunggu di posisi yang sama untuk kembalian jika anda membayar dengan uang pecahan besar/tidak pas.
Sekian langkah-langkah naik angkot yang bisa saya bagikan dengan anda-anda sekalian. Semoga bermanfaat dan membantu. 😊
Tambahan : di beberapa tempat khususnya di lampu merah ada pengamen yang akan menyanyijan lagu-lagu cinta atau lagu-lagu yang sesang populer pada masanya, anda bebas memutuskan untuk memberi mereka apresiasi berupa uang atau tidak. Jika anda mau memberi uang, pastikan menggunakan tangan kanan dan dengan hati yang tulus ya ketika memberikannya. Jika anda tidak akan memberikan uang karena sesuatu dan lain hal, minta maaf/tolak mereka dengan sopan dengan cara melambaikan tangan dengan lima jari yang terbuka seperti ini✋.
Di postingan kali ini saya akan berbagi tentang langkah-langkah naik angkot versi saya dan mungkin versi kebanyakan orang yang lain juga. Selamat membaca 😊
1. Pertama, pastikan anda sudah tau kemana tujuan anda dan angkot dengan trayek atau jurusan apa yang akan anda gunakan. Kalau belum tau trayek angkot-angkot, bisa cek dengan mengunduh aplikasi "kiri app" di Playstore.
2. Siapkan uang PAS, atau uang receh atau uang dengan pecahan kecil. Mulai dari dua ribu-dua puluh ribu. Simpan di saku celana atau di tempat yang mudah dijangkau di tas. Kenapa? Supaya anda tidak harus mengeluarkan dan membuka dompet yang mungkin akan menarik atau mengundang motivasi pencopet untuk menjadikan anda target.
3. Menunggu angkot di pinggir jalan atau di halte yang DILALUI oleh angkot sesuai dengan trayek tujuan anda. Penting anda tau, usahakan tidak memberhentikan angkot di dekat lampu merah, di tikungan tajam, di tempat-tempat yang ada tanda dilarang berhenti, di sekitar pak polisi yang sedang bertugas mengatur lalu lintas dan di tempat-tempat yang menyulitkan supir untuk berhenti. Sederhananya pilih tempat yang aman dan strategis untuk anda dan supir ketika memilih tempat untuk memberhentikan angkot, baik ketika akan naik atau akan turun.(Karena bukan cuma wanita yang ingin dimengerti, tapi pak supir juga ingin dimengerti)
4. Memberhentikan angkot dengan cara melambaikan tangan atau menjulurkan tangan dan jari telunjuk.
5. Setelah mendapat angkot sesuai dengan trayek tujuan anda, naik ke angkot dengan kaki kanan lebih dulu dan hati-hati dengan kepala anda supaya tidak terbentur bingkai pintu, karena itu sakit dan malu. Jika anda duduk di kursi penumpang bagian depan dekat supir, silahkan berpegangan pada pegangan yang biasanya tersedia di bagian atas bingkai pintu untuk membantu anda mengangkat dan memposisikan badan anda dengan nyaman di jok. Jika anda duduk di bagian belakang supir, duduk dengan posisi yang lurus, JANGAN menyerong kecuali anda memakai rok super pendek dan duduk tepat di depan pintu angkot. Ketika anda memilih naik transportasi umum, khususnya angkot, berarti anda harus siap untuk bertoleransi dengan penumpang lainnya, khususnya dalam hal berbagi tempat untuk duduk.
6. DILARANG merokok, meludah, membuang sampah sembarangan, berbicara kotor atau kasar, bersikap berlebihan, memakai minyaj wangi secara berlebihan atau melakukan sesuatu yang mengganggu kenyamanan dan keamanan penumpang di dalam angkot.
7. Ketika di dalam angkot, perhatikan barang bawaan anda, biasakan menyimpan barang-barang berharga di posisi/lokasi yang aman di dalam tas. Tidak menggunakan perhiasan yang berlebihan atau mencolok. Simpan tas anda di dalam pelukan anda. Selalu waspada dengan copet. Jangan lupa perhatikan di mana lokasi anda untuk turun dari angkot.
8. Jika anda sudah mendekati lokasi untuk turun dari angkot. Seperti di awal tadi, pilih tempat yang strategis dan aman yang terdekat dengan tempat tujuan anda. Ucapkan kata KIRI Pak dengan cukup keras supaya Pak Supir bisa mendengar anda.
9. Turun dengan hati-hati dan dengan kaki kiri lebih dulu. Kenapa? Supaya anda bisa menyeimbangkan badan anda dengan cepat dan mantap.
10. Bayar ongkos sesuai tarif yang berlaku. Biasanya anda harus berdiri di samping pintu penumpang bagian depan dengan tangan kanan terjulur ke arah supir. Anda bisa menunggu di posisi yang sama untuk kembalian jika anda membayar dengan uang pecahan besar/tidak pas.
Sekian langkah-langkah naik angkot yang bisa saya bagikan dengan anda-anda sekalian. Semoga bermanfaat dan membantu. 😊
Tambahan : di beberapa tempat khususnya di lampu merah ada pengamen yang akan menyanyijan lagu-lagu cinta atau lagu-lagu yang sesang populer pada masanya, anda bebas memutuskan untuk memberi mereka apresiasi berupa uang atau tidak. Jika anda mau memberi uang, pastikan menggunakan tangan kanan dan dengan hati yang tulus ya ketika memberikannya. Jika anda tidak akan memberikan uang karena sesuatu dan lain hal, minta maaf/tolak mereka dengan sopan dengan cara melambaikan tangan dengan lima jari yang terbuka seperti ini✋.
Jumat, 22 Februari 2019
Cara Memasak Nasi Manual
Di postingan kali ini aku mau berbagi langkah-langkah memasak nasi tanpa rice cooker atau magicom. Dulu, waktu aku masih SD hampir setiap hari harus masak nasi dengan cara yang konvensional. Jadi silahkan disimak langkah-langkah berikut ini :
1. Ambil beras secukupnya (biasanya aku masak 3 cangkir takar untuk 5 orang per-hari) terus masukkan ke dalam panci ukuran sedang.
2. Cuci beras dengan air bersih yang mengalir. Supaya beras bersih dari kulit gabah aku harus mengosek beras yang sudah terendam air. Setelah air cucian beras keliatan keruh dan gabah-gabah terlihat mengambang, buang air cucian beras dan cuci lagi beras sampai dua atau tiga kali. Biasanya sih sampai air cucian beras agak bening, katanya jangan terlalu bersih kalau nyuuci beras biar vitaminnya nggak hilang.
3. Setelah beras bersih, buang sisa cucian beras yang masih tersisa di dalam panci terus isi lagi panci dengan air bersih atau air minum (biar higienis). Pastikan air jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit, biasanya kira-kira sebatas satu ruas jari di atas permukaan beras. Biasanya panci yang aku pakai buat proses ini nggak aku tutup, biar gampang kalau mau ngaduk-ngaduk berasnya.
4. Nyalakan kompor dan masak/rebus beras sampai setengah matang kira-kira 15-20 menit atau sampai beras keliatan setengah matang, jangan lupa sesekali diaduk biar semua beras tercampur rata dan nggak gosong di bagian bawah.
5. Sementara menunggu beras yang sedang di masak/rebus, aku biasanya nyiapin langseng. Langsengnya aku isi air sampai kira-kira satu ruas jari di bawah saringan. Panaskan langseng dan tunggu sampai terdengar airnya mendidih.
6. Setelah nasi keliatan setengah matang dan air di langseng terdengar mendidih, pindahkan nasi setengah matang dari panci ke dalam langseng dan tutup langseng rapat-rapat. Proses ini bertujuan untuk menanakkan atau mematangkan nasi dengan sempurna dengan cara dikukus. Tunggu sekitar 15 menit atau biasanya sih aku buka tutup langseng dan langsung cek apakah nasinya udah pulen atau belum, kalau nasinya udah pulen artinya udah mateng dan siap untuk dimakan, kalau belum pulen ya tunggu sebentar lagi sampai nasinya bener-bener mateng ya.
*jangan lupa ya, pastikan saringan di dalam langseng sudah terpasang dengan aman.
7. Nasi yang udah mateng atau udah tanak akan aku pindahkan ke wadah khusus untuk nasi, namanya bakul atau ceting, wadah seperti mangkok dengan lubang-lubang kecil yang berfungsi untuk sirkulasi udara. Kenapa dipindahkan ke ceting? Supaya uap dari nasi bisa keluar dengan bebas dari lubang-lubang kecil tadi dan nasi tidak berair juga tidak cepat basi. Untuk proses pemindahan nasi dari langseng ke ceting aku biasanya pake centong nasi atau sendok untuk nasi yang ukurannya lebih besar dari sendok makan, biar proses mindahinnya lebih cepet.
Kelebihan memasak nasi secara manual :
1. Nasi lebih enak dan ada wangi yang khas dari asap kompor dan uap panci
2. Nasi biasanya lebih pulen (kalau proses masaknya benar dan telaten)
3. Bisa meningkatkan kesabaran (sarana meditasi 😄)
4. Irit listrik
Kekurangan memasak nasi secara manual :
1. Lamaaaaaa.....
2. Nggak bisa jauh-jauh dari dapur, apalagi ditinggal ngeMall
3. Repot mesti pindah-pindahin dari panci ke langseng ke ceting
4. Boros gas, wkwkkwkwkwk
Pada dasarnya setiap aktifitas, setiap sesuatu pasti punya kekurangan dan kelebihan. Namun semua itu kembali pada diri kita sendiri, bagaimana kita akan menyikapinya.
Selamat memasak nasi untuk kalian perempuan-perempuan tangguh dan laki-laki anti gengsi, sesungguhnya kalian memasak nasi adalah untuk kelangsungan hidup kalian sendiri.
Sampai jumpa di postingan selanjutnya. Terima kasih sudah membaca blog saya.
1. Ambil beras secukupnya (biasanya aku masak 3 cangkir takar untuk 5 orang per-hari) terus masukkan ke dalam panci ukuran sedang.
2. Cuci beras dengan air bersih yang mengalir. Supaya beras bersih dari kulit gabah aku harus mengosek beras yang sudah terendam air. Setelah air cucian beras keliatan keruh dan gabah-gabah terlihat mengambang, buang air cucian beras dan cuci lagi beras sampai dua atau tiga kali. Biasanya sih sampai air cucian beras agak bening, katanya jangan terlalu bersih kalau nyuuci beras biar vitaminnya nggak hilang.
3. Setelah beras bersih, buang sisa cucian beras yang masih tersisa di dalam panci terus isi lagi panci dengan air bersih atau air minum (biar higienis). Pastikan air jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit, biasanya kira-kira sebatas satu ruas jari di atas permukaan beras. Biasanya panci yang aku pakai buat proses ini nggak aku tutup, biar gampang kalau mau ngaduk-ngaduk berasnya.
4. Nyalakan kompor dan masak/rebus beras sampai setengah matang kira-kira 15-20 menit atau sampai beras keliatan setengah matang, jangan lupa sesekali diaduk biar semua beras tercampur rata dan nggak gosong di bagian bawah.
5. Sementara menunggu beras yang sedang di masak/rebus, aku biasanya nyiapin langseng. Langsengnya aku isi air sampai kira-kira satu ruas jari di bawah saringan. Panaskan langseng dan tunggu sampai terdengar airnya mendidih.
6. Setelah nasi keliatan setengah matang dan air di langseng terdengar mendidih, pindahkan nasi setengah matang dari panci ke dalam langseng dan tutup langseng rapat-rapat. Proses ini bertujuan untuk menanakkan atau mematangkan nasi dengan sempurna dengan cara dikukus. Tunggu sekitar 15 menit atau biasanya sih aku buka tutup langseng dan langsung cek apakah nasinya udah pulen atau belum, kalau nasinya udah pulen artinya udah mateng dan siap untuk dimakan, kalau belum pulen ya tunggu sebentar lagi sampai nasinya bener-bener mateng ya.
*jangan lupa ya, pastikan saringan di dalam langseng sudah terpasang dengan aman.
7. Nasi yang udah mateng atau udah tanak akan aku pindahkan ke wadah khusus untuk nasi, namanya bakul atau ceting, wadah seperti mangkok dengan lubang-lubang kecil yang berfungsi untuk sirkulasi udara. Kenapa dipindahkan ke ceting? Supaya uap dari nasi bisa keluar dengan bebas dari lubang-lubang kecil tadi dan nasi tidak berair juga tidak cepat basi. Untuk proses pemindahan nasi dari langseng ke ceting aku biasanya pake centong nasi atau sendok untuk nasi yang ukurannya lebih besar dari sendok makan, biar proses mindahinnya lebih cepet.
Kelebihan memasak nasi secara manual :
1. Nasi lebih enak dan ada wangi yang khas dari asap kompor dan uap panci
2. Nasi biasanya lebih pulen (kalau proses masaknya benar dan telaten)
3. Bisa meningkatkan kesabaran (sarana meditasi 😄)
4. Irit listrik
Kekurangan memasak nasi secara manual :
1. Lamaaaaaa.....
2. Nggak bisa jauh-jauh dari dapur, apalagi ditinggal ngeMall
3. Repot mesti pindah-pindahin dari panci ke langseng ke ceting
4. Boros gas, wkwkkwkwkwk
Pada dasarnya setiap aktifitas, setiap sesuatu pasti punya kekurangan dan kelebihan. Namun semua itu kembali pada diri kita sendiri, bagaimana kita akan menyikapinya.
Selamat memasak nasi untuk kalian perempuan-perempuan tangguh dan laki-laki anti gengsi, sesungguhnya kalian memasak nasi adalah untuk kelangsungan hidup kalian sendiri.
Sampai jumpa di postingan selanjutnya. Terima kasih sudah membaca blog saya.
Rabu, 23 Januari 2019
Bayi Tujuh Bulan Ikutan Nongkrong di Angkringan Yogyakarta
Khadijah Goes to Yogyakarta Part 2
Mari kita lanjutkan ceritanya,
Setelah puas main air di Goa Pindul dan jajan-jajan cilok tapi bukan cilok, orang Bandung suka banget cilok (aku sih sebenernya yang suka cilok), akhirnya kami rombongan dari kantor memasuki bis lagi untuk melanjutkan perjalanan ke hotel. Hotel tempat kami menginap ada di pusat kota Yogyakarta, deket banget sama Malioboro dan bisa jalan kaki aja kalau mau main ke sana. Nama hotelnya Grage Hotel Yogyakarta.
Di perjalanan kami sempet berhenti dulu di gerbang masuk area wisata Gunung Kidul, untuk kepentingan dokumentasi. Aku sendiri gak ikutan turun buat foto-foto karena Khadijah sedang terlelap dan pangkuanku. Baru setelah rekan-rekan puas foto-foto, bis meluncur langsung ke hotel dan kami pun masuk ke kamar masing-masing sesuai daftar yang sudah ditetapkan oleh panitia.
Hotelnya bersih, nyaman, kamarnya cukup luas, ada teras di depan kamar buat ngobrol-ngobrol cantik atau ngopi-ngopi manja, kamar mandinya bersih semua fasilitas di kamar mandi juga cukup lengkap. Sesampainya di kamar, hal pertama yang ku lakukan adalah nyiapin air untuk mandi Khadijah, karena kami sampai di hotel udah sore dan masih banyak kegiatan yang harus dilakukan. Khadijah mandi di wastafel kamar mandi, daaaannnnnn dia jerit-jerit karena dia trauma sama air gegara ikutan nyemplung pas di Goa Pindul. Setelah semua siap dan udah wangi lagi, kami (aku, suami dan Khadijah) pamit sama panitia gathering untuk pergi keluar hotel menemui kerabat dari babeh ku, jadi babeh nitip oleh2 buat kerabatnya karena mumpung aku ke Yogya.
Setelah janjian sama kerabatnya babeh dan memutuskan akan ketemuan di angkringan Mbok Raminten kami pun meluncur menggunakan GrabCar. Angkringan ini rame banget, sampe waiting list, sambil nunggu kerabat babeh kami duduk di kursi tunggu dan lihat susana di sekeliling angkringan ini. Desain angkringan ini beda dengan angkringan di Malioboro, angkringan ini lebih seperti restoran karena bangunannya permanen, tapi tempat untuk duduknya lesehan seperti angkringan yang di pinggir jalan. Tidak berapa lama setelah kami datang, kerabat babeh juga datang, dia wanita yang cantik dan ramah. Kami pun masuk ke bagian dalam angkringan dan mulai memesan makanan.
Ternyata bukan tempat duduknya aja yang sama dengan angkringan, tapi menu-menunya dan harga makanannya juga gak jauh beda sama angkringan aslinya. Sistem pemesanannya juga gampang, tinggal panggil mbak-mbaknya yang pake baju tradisional jawa (kembenan) lalu pesan makanan yang kita mau dan langsung dibayar kontan, sesudah memesan dan membayar kami tinggal menunggu pesanan kami diantar. Makanan di angkringan ini enak dan khas banget bumbu-bumbunya, harganya juga murah dan yang penting porsinya mengenyangkan. Kami makan diteraktir sama kerabatnya babeh. Asik sih tapi tengsin juga, secara kami baru banget kenal. Khadijah lumayan anteng sih di tempat ini, tapi ada satu yang buat dia nangis jerit-jerit, ada sebuah patung, kayaknya sih itu patung Ibu Raminten, wanita jawa lengkap dengan konde dan kebayanya. Waktu khadijah liat patung itu, dia nangis kejer sampe melintir-melintir. Hari semakin malam dan sebenernya ada kegiatan kebersamaan dari kantor di hotel tempat kami menginap dan kami udah telat beberapa jam. Setelah berpamitan dan berterima kasih kepada kerabatnya babeh, eitss gak lupa juga ngasihin oleh-oleh dari babeh buat dia, kami pun pesan grab lagi untuk kembali ke hotel.
Sesampainya di hotel kami langsung menuju ke ruangan tempat rekan-rekan kantorku berkumpul, ketika aku datang mereka sedang main game, aku langsung bergabung. Khadijah sama suamiku nonton aja sambil nyicip-nyicip makanan yang memang sudah disiapkan untuk kami sebelumnya. Lagi asik-asiknya main game, terdengar suara merdu dari Khadijah yang mulai ngantuk dan mengajak untuk nyonyo (netek) sambil tidur, akhirnya aku berpamitan kepada rekan-rekan untuk kembali ke kamar duluan dan tidak bisa mengikuti acara sampai selesai. Di kamar Khadijah langsung tertidur lelap setelah puas minum ASI, aku auto tidur juga karena udah capek seharian aktifitas, suamiku.. dia juga tertidur dengan remot tv yang masing dalam genggaman.
![]() |
Pas baru banget nyampe hotel |
![]() |
Ini fasilitias yang disiapin di kamar mandi Grage Hotel |
![]() |
Ini fasilitias yang disiapin di kamar mandi Grage Hotel |
![]() |
Sambil nunggu kerabat babeh, eksis dulu.. Cekrek |
![]() |
Cangkirnya membuat susu jahe ini makin sippp |
![]() |
Setelah memesan banyak makanan dan bingung makan yang mana duluan |
![]() |
Makanan dari angkringan Raminten ini enak banget dan harga terjangkau |
![]() |
Itu patung yang aku ceritain, Khadijah nangis kejer liatnya |
![]() |
Jadi ini nih kerabat babeh, namanya Tante Lydia |
Senin, 21 Januari 2019
#10yearschallenge
-2009~2019-
Perlu waktu lama untuk bisa seperti saat ini
Perlu banyak drama untuk menciptakan realita
Sering aku salut pada lelaki ini
Jika ku ceritakan bukan jariku yang akan bicara, tapi air mata
Kenapa dia?
Itu cinta atau buta?
Jika ku jelaskan, kau bilang itu alasan
Jika ku jelaskan, kau bilang itu naif atau bodoh
Jika kau tak bertanya, aku tidak sedang menjawabmu, aku tidak sedang menulis tentang kamu
Aku masih salut pada lelaki ini
Setiap sabarnya membuahkan hasil, Aku dan lalu Khadijah
Sekarang aku bersyukur, atas apapun yang Dia berikan untuk ku, untuk kami
Nev
Nev
Kamis, 03 Januari 2019
Bayi Tujuh Bulan Cave Tubing di Gua Pindul
Khadijah Goes to Yogyakarta Part 1 Goa Pindul
Bayi umur 7 bulan kuat diajak jalan-jalan ke Yogyakarta naik bis?
Bayi umur 7 bulan kuat diajak jalan-jalan ke Yogyakarta naik bis?
Awalnya saya juga bertanya yang sama, apa bisa Khadijah, kami (saya, suami dan rekan kantor saya) bawa jalan-jalan ke Yogyakarta untuk acara kebersamaan dari kantor? Semakin mendekati hari-H saya semakin khawatir dan bimbang. Kasihan, ribet, gada pengalaman tapi akhirnya kami (saya dan suami) memantapkan hati untuk membawa Khadijah bersama kami. Banyak informasi yang saya baca di google untuk mempersiapkan perjalan pertama Khadijah. Paling utama adalah MPASInya, karena bingung juga kalau bawa dari rumah udah pasti aja basi kan? Alternatifnya ya kami bawa bubur bayi instan dan buah pisang. Untungnya Khadijah suka buah pisang dan untungnya juga Khadijah masih ASI, ga begitu repot bikin susu dulu kalau dia mulai ngerengek karena haus. Dari semua persiapan, pastinya persiapan Khadijah yang paling ribet. Perintilannya banyak banget, dari mulai yang kecil sampe yang besar. Dari mulai mainan sampe obat-obatan, popok dan baju ganti dia itu ngabisin setengah koper sendiri.
Perintilan Khadijah :
1. Boneka tidurnya
2. Alat kebersihan, anduk, tisu basah, tisu kering, minyak telon, diaper rush cream, transpulmin, nasal aspirator (jaga2 kalau dia pilek)
3. Alat makan
4. Bubur instan, susu formula plus termos isi aer panas
5. Beberapa mainan yang bisa dibawa (gak kepake, aseli!)
6. Bantal donat (sangat sangat sangat berguna, gantinya kasur gaes)
Okehh, hari keberangkatan pun tiba. Saya bawa satu koper medium, satu ransel, satu tas bayi buat kebutuhan Khadijah yang mendadak dan harus siap tanpa buka koper di bagasi. Pokoknya rempoooongggg deh, tapi kami semangat banget :) Kami berangkat sore biar bisa sampai di Yogyakarta pas pagi-pagi dan langsung jalan-jalan. Bersyukur juga berarti itu adalah jam tidur buat semua penumpang selama perjalanan. Pertama masuk bis, kami pilih duduk di tengah, setelah duduk beberapa menit, nyari posisi enak, kok perasaan sempit ya, aduhh dukdek banget gitu. Akhirnya kami memutuskan duduk di kursi belakang aja deh, yang panjang dan luas dan kosong. ahahahahahah surrrgawiiii... Gak sempit, gak dukdek juga, TAPI gaes rasanya duduk dibelakang itu kayak naik roller coaster!!!!! tersiksaaaaa mamakkkkkk. Mual, muntah terussss. Khadijah juga nangis terus karena
harus membiasakan diri gak tidur di kasur selama perjalanan ini :( Saya mulai cari solusi, gimana caranya biar perjalanan ini gak semenyiksa ini? Suami bilang, "minum tolak angin aja, bu." Saya ikutin saran suami, alhamdulillah lohh mual muntahnya ilang. Alhamdulillah, Khadijah juga tidur dengan nyenyak karena mungkin ada koneksi antara ibu dan anak atau karena si bantal donat yang lumayan bisa mengobati rasa kangennya sama kasur di rumah.
Pagi hari yang cerah dan sedikit gerah kami sampai di Yogyakarta. Tempat tujuan pertama kami adalah Gua Pindul, itu lohh yang duduk-duduk di ban terus jejeran di dalem sungai kayak ular-ularan. Khadijah kan masih kecil, bisa juga diajak nyemplung sungai? Bisa, aman kok. Kami semua semangat banget, wah pasti keren banget nih, udah siap beli kantong hape anti air buat foto-foto. Semua udah pake pelampung, Khadijah juga, udah bawa ban juga, lalu satu persatu kami duduk di atas ban mengambang di permukaan sungai. Perlahan-lahan mas-mas yang menuntun kami mulai menarik ban paling depan yang sambung menyambung dengan ban yang lain, mulai deh kami beraksi ganti-gantian ambil foto selfie. Tiba-tiba terdengar suara yang keras dari kejauhan, Khadijah nagis kejer, entah takut gelap, entah takut karena ibunya ada cukup jauh dari pandangannya. Sampai akhirnya saya dan suami harus dibawa keluar duluan karena tour guide kami khawatir takut Khadijah kenapa-kenapa karena nangisnya gak berenti-berenti meskipun sudah saya pangku (sebelumnya ayahnya yang mangku). Setelah kami sampai di tepi sungai, kami langsung berjemur karena celana kami basah dan akhirnya kami sadar, mungkin Khadijah nangis karena kedinginan. Kaki Khadijah kena air sungai yang dingin banget, dia anti air dingin gaes. Setelah kami berjemur, Khadijah ceria lagi.
Kesimpulannya, wisata Gua Pindul itu aman untuk bayi selagi gak musim hujan dan selagi bayi-bayi anada adalah bayi gak takut dingin dan gak takut gelap dan gak takut uka-uka. Katanya kalau lagi musim hujan, permukaan sungai di Gua Pindul itu bisa naik sampai mendekati langit-langit gua. Selesai main air di Gua Pindul kami ganti baju dan makan siang, Khadijah makan bubur instan dan pisang. Destinasi pertama, lumayan lah yaa...
Cerita bersambung ke postingan berikutnya ya..

Langganan:
Postingan (Atom)