Rabu, 23 Januari 2019

Bayi Tujuh Bulan Ikutan Nongkrong di Angkringan Yogyakarta

Khadijah  Goes to Yogyakarta Part 2

Mari kita lanjutkan ceritanya,
Setelah puas main air di Goa Pindul dan jajan-jajan cilok tapi bukan cilok, orang Bandung suka banget cilok (aku sih sebenernya yang suka cilok), akhirnya kami rombongan dari kantor memasuki bis lagi untuk melanjutkan perjalanan ke hotel. Hotel tempat kami menginap ada di pusat kota Yogyakarta, deket banget sama Malioboro dan bisa jalan kaki aja kalau mau main ke sana. Nama hotelnya Grage Hotel Yogyakarta.
Di perjalanan kami sempet berhenti dulu di gerbang masuk area wisata Gunung Kidul, untuk kepentingan dokumentasi. Aku sendiri gak ikutan turun buat foto-foto karena Khadijah sedang terlelap dan pangkuanku. Baru setelah rekan-rekan puas foto-foto, bis meluncur langsung ke hotel dan kami pun masuk ke kamar masing-masing sesuai daftar yang sudah ditetapkan oleh panitia.
Hotelnya bersih, nyaman, kamarnya cukup luas, ada teras di depan kamar buat ngobrol-ngobrol cantik atau ngopi-ngopi manja, kamar mandinya bersih semua fasilitas di kamar mandi juga cukup lengkap. Sesampainya di kamar, hal pertama yang ku lakukan adalah nyiapin air untuk mandi Khadijah, karena kami sampai di hotel udah sore dan masih banyak kegiatan yang harus dilakukan. Khadijah mandi di wastafel kamar mandi, daaaannnnnn dia jerit-jerit karena dia trauma sama air gegara ikutan nyemplung pas di Goa Pindul. Setelah semua siap dan udah wangi lagi, kami (aku, suami dan Khadijah) pamit sama panitia gathering untuk pergi keluar hotel menemui kerabat dari babeh ku, jadi babeh nitip oleh2 buat kerabatnya karena mumpung aku ke Yogya.
Setelah janjian sama kerabatnya babeh dan memutuskan akan ketemuan di angkringan Mbok Raminten kami pun meluncur menggunakan GrabCar. Angkringan ini rame banget, sampe waiting list, sambil nunggu kerabat babeh kami duduk di kursi tunggu dan lihat susana di sekeliling angkringan ini. Desain angkringan ini beda dengan angkringan di Malioboro, angkringan ini lebih seperti restoran karena bangunannya permanen, tapi tempat untuk duduknya lesehan seperti angkringan yang di pinggir jalan. Tidak berapa lama setelah kami datang, kerabat babeh juga datang, dia wanita yang cantik dan ramah. Kami pun masuk ke bagian dalam angkringan dan mulai memesan makanan.
Ternyata bukan tempat duduknya aja yang sama dengan angkringan, tapi menu-menunya dan harga makanannya juga gak jauh beda sama angkringan aslinya. Sistem pemesanannya juga gampang, tinggal panggil mbak-mbaknya yang pake baju tradisional jawa (kembenan) lalu pesan makanan yang kita mau dan langsung dibayar kontan, sesudah memesan dan membayar kami tinggal menunggu pesanan kami diantar. Makanan di angkringan ini enak dan khas banget bumbu-bumbunya, harganya juga murah dan yang penting porsinya mengenyangkan. Kami makan diteraktir sama kerabatnya babeh. Asik sih tapi tengsin juga, secara kami baru banget kenal. Khadijah lumayan anteng sih di tempat ini, tapi ada satu yang buat dia nangis jerit-jerit, ada sebuah patung, kayaknya sih itu patung Ibu Raminten, wanita jawa lengkap dengan konde dan kebayanya. Waktu khadijah liat patung itu, dia nangis kejer sampe melintir-melintir. Hari semakin malam dan sebenernya ada kegiatan kebersamaan dari kantor di hotel tempat kami menginap dan kami udah telat beberapa jam. Setelah berpamitan dan berterima kasih kepada kerabatnya babeh, eitss gak lupa juga ngasihin oleh-oleh dari babeh buat dia, kami pun pesan grab lagi untuk kembali ke hotel.
Sesampainya di hotel kami langsung menuju ke ruangan tempat rekan-rekan kantorku berkumpul, ketika aku datang mereka sedang main game, aku langsung bergabung. Khadijah sama suamiku nonton aja sambil nyicip-nyicip makanan yang memang sudah disiapkan untuk kami sebelumnya. Lagi asik-asiknya main game, terdengar suara merdu dari Khadijah yang mulai ngantuk dan mengajak untuk nyonyo (netek) sambil tidur, akhirnya aku berpamitan kepada rekan-rekan untuk kembali ke kamar duluan dan tidak bisa mengikuti acara sampai selesai. Di kamar Khadijah langsung tertidur lelap setelah puas minum ASI, aku auto tidur juga karena udah capek seharian aktifitas, suamiku.. dia juga tertidur dengan remot tv yang masing dalam genggaman.
Pas baru banget nyampe hotel

Ini fasilitias yang disiapin di kamar mandi Grage Hotel

Ini fasilitias yang disiapin di kamar mandi Grage Hotel

Sambil nunggu kerabat babeh, eksis dulu.. Cekrek

Cangkirnya membuat susu jahe ini makin sippp

Setelah memesan banyak makanan dan bingung makan yang mana duluan


Makanan dari angkringan Raminten ini enak banget dan harga terjangkau

Itu patung yang aku ceritain, Khadijah nangis kejer liatnya

Jadi ini nih kerabat babeh, namanya Tante Lydia

Senin, 21 Januari 2019

#10yearschallenge


-2009~2019-
Perlu waktu lama untuk bisa seperti saat ini
Perlu banyak drama untuk menciptakan realita
Sering aku salut pada lelaki ini
Jika ku ceritakan bukan jariku yang akan bicara, tapi air mata
Kenapa dia?
Itu cinta atau buta?
Jika ku jelaskan, kau bilang itu alasan
Jika ku jelaskan, kau bilang itu naif atau bodoh
Jika kau tak bertanya, aku tidak sedang menjawabmu, aku tidak sedang menulis tentang kamu
Aku masih salut pada lelaki ini
Setiap sabarnya membuahkan hasil, Aku dan lalu Khadijah
Sekarang aku bersyukur, atas apapun yang Dia berikan untuk ku, untuk kami

Nev

Kamis, 03 Januari 2019

Bayi Tujuh Bulan Cave Tubing di Gua Pindul


Khadijah Goes to Yogyakarta Part 1 Goa Pindul
Bayi umur 7 bulan kuat diajak jalan-jalan ke Yogyakarta naik bis?

Awalnya saya juga bertanya yang sama, apa bisa Khadijah, kami (saya, suami dan rekan kantor saya) bawa jalan-jalan ke Yogyakarta untuk acara kebersamaan dari kantor? Semakin mendekati hari-H saya semakin khawatir dan bimbang. Kasihan, ribet, gada pengalaman tapi akhirnya kami (saya dan suami) memantapkan hati untuk membawa Khadijah bersama kami. Banyak informasi yang saya baca di google untuk mempersiapkan perjalan pertama Khadijah. Paling utama adalah MPASInya, karena bingung juga kalau bawa dari rumah udah pasti aja basi kan? Alternatifnya ya kami bawa bubur bayi instan dan buah pisang. Untungnya Khadijah suka buah pisang dan untungnya juga Khadijah masih ASI, ga begitu repot bikin susu dulu kalau dia mulai ngerengek karena haus. Dari semua persiapan, pastinya persiapan Khadijah yang paling ribet. Perintilannya banyak banget, dari mulai yang kecil sampe yang besar. Dari mulai mainan sampe obat-obatan, popok dan baju ganti dia itu ngabisin setengah koper sendiri.
Perintilan Khadijah : 
1. Boneka tidurnya
2. Alat kebersihan, anduk, tisu basah, tisu kering, minyak telon, diaper rush cream, transpulmin, nasal aspirator (jaga2 kalau dia pilek)
3. Alat makan
4. Bubur instan, susu formula plus termos isi aer panas
5. Beberapa mainan yang bisa dibawa (gak kepake, aseli!)
6. Bantal donat (sangat sangat sangat berguna, gantinya kasur gaes)

Okehh, hari keberangkatan pun tiba. Saya bawa satu koper medium, satu ransel, satu tas bayi buat kebutuhan Khadijah yang mendadak dan harus siap tanpa buka koper di bagasi. Pokoknya rempoooongggg deh, tapi kami semangat banget :) Kami berangkat sore biar bisa sampai di Yogyakarta pas pagi-pagi dan langsung jalan-jalan. Bersyukur juga berarti itu adalah jam tidur buat semua penumpang selama perjalanan. Pertama masuk bis, kami pilih duduk di tengah, setelah duduk beberapa menit, nyari posisi enak, kok perasaan sempit ya, aduhh dukdek banget gitu. Akhirnya kami memutuskan duduk di kursi belakang aja deh, yang panjang dan luas dan kosong. ahahahahahah surrrgawiiii... Gak sempit, gak dukdek juga, TAPI gaes rasanya duduk dibelakang itu kayak naik roller coaster!!!!! tersiksaaaaa mamakkkkkk. Mual, muntah terussss. Khadijah juga nangis terus karena
harus membiasakan diri gak tidur di kasur selama perjalanan ini :( Saya mulai cari solusi, gimana caranya biar perjalanan ini gak semenyiksa ini? Suami bilang, "minum tolak angin aja, bu." Saya ikutin saran suami, alhamdulillah lohh mual muntahnya ilang. Alhamdulillah, Khadijah juga tidur dengan nyenyak karena mungkin ada koneksi antara ibu dan anak atau karena si bantal donat yang lumayan bisa mengobati rasa kangennya sama kasur di rumah.

Pagi hari yang cerah dan sedikit gerah kami sampai di Yogyakarta. Tempat tujuan pertama kami adalah Gua Pindul, itu lohh yang duduk-duduk di ban terus jejeran di dalem sungai kayak ular-ularan. Khadijah kan masih kecil, bisa juga diajak nyemplung sungai? Bisa, aman kok. Kami semua semangat banget, wah pasti keren banget nih, udah siap beli kantong hape anti air buat foto-foto. Semua udah pake pelampung, Khadijah juga, udah bawa ban juga, lalu satu persatu kami duduk di atas ban mengambang di permukaan sungai. Perlahan-lahan mas-mas yang menuntun kami mulai menarik ban paling depan yang sambung menyambung dengan ban yang lain, mulai deh kami beraksi ganti-gantian ambil foto selfie. Tiba-tiba terdengar suara yang keras dari kejauhan, Khadijah nagis kejer, entah takut gelap, entah takut karena ibunya ada cukup jauh dari pandangannya. Sampai akhirnya saya dan suami harus dibawa keluar duluan karena tour guide kami khawatir takut Khadijah kenapa-kenapa karena nangisnya gak berenti-berenti meskipun sudah saya pangku (sebelumnya ayahnya yang mangku). Setelah kami sampai di tepi sungai, kami langsung berjemur karena celana kami basah dan akhirnya kami sadar, mungkin Khadijah nangis karena kedinginan. Kaki Khadijah kena air sungai yang dingin banget, dia anti air dingin gaes. Setelah kami berjemur, Khadijah ceria lagi. 
Kesimpulannya, wisata Gua Pindul itu aman untuk bayi selagi gak musim hujan dan selagi bayi-bayi anada adalah bayi gak takut dingin dan gak takut gelap dan gak takut uka-uka. Katanya kalau lagi musim hujan, permukaan sungai di Gua Pindul itu bisa naik sampai mendekati langit-langit gua. Selesai main air di Gua Pindul kami ganti baju dan makan siang, Khadijah makan bubur instan dan pisang. Destinasi pertama, lumayan lah yaa...

Cerita bersambung ke postingan berikutnya ya..
Terima kasih sudah membaca.