Senin, 24 Agustus 2020

It's Okay to be Not Perfect


Aku biasanya adalah seorang yang cuek dan rame banget. Sebodo amat lah kalau orang-orang memandang remeh aku hanya dari fisik, toh temen, sahabat dan keluarga aku selalu menganggap aku istimewa tanpa ada kriteria.

--
Tapi... aku hanya manusia biasa yang bisa ngambek juga. Pernah satu hari aku ngerasa partner kerjaku waktu di hotel seperti pilih kasih buat bantuin partner perempuannya. Si cantik nan langsing, putih dan manja dibantu dengan rela hati, sedangkan aku yang semok boro2 dibantuin, dilirik aja kagak. Hari itu suasana hati aku rusak, aku marah, kesel tapi gak sedih, ngapain nyedihin orang begitu, buang2 energi.
--
Sejujurnya yang jadi ke-"insecure"anku adalah prestasi. Aku yang ditakdirkan menjadi anak tertua, seperti menopang beban berat untuk mengangkat nama baik orang tua dan menjadi panutan adik2ku. Aku yang diharapkan bisa menjadi andalan orang tua pada saat itu, ternyata mengecewakan mereka dengan tidak memenuhi ekspektasi yang mereka buat. Sebaliknya, adik2ku tumbuh menjadi anak2 dengan prestasi yang baik, hampir semua piala yang ada di rumah itu mereka yang dapat. Mereka bisa masuk sekolah dan Universitas favorit. Aku mah apa atuh, bisa lulus kuliah juga udah Alhamdulillah. Aku menganggap diriku sendiri adalah hasil yang gagal cetak. WAKTU ITU.
--
Sekarang aku udah sembuh. Aku bisa menghargai dan menerima diriku sendiri, aku bisa sayang dan bangga sama diriku sendiri. Aku bukan hasil cetak yang gagal.
--
Bunga teratai itu cantik, tapi kalian perlu tau, kalau dia mau kecantikannya terpancar, dia harus ada di dalam air yang keruh pekat, dan dia hanya bisa menunjukkan kecantikkannya beberapa jam saja dalam sehari.

Gak ada yang sempurna dan abadi di dunia ini, semua punya porsi kekurangan dan kelebihannya sendiri.
--
Ayo, mulai cintai dan sayangi dirimu sendiri. Buat dirimu berharga dengan potensi yang ada. Big hug buat kalian yang masih berproses untuk menerima diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar