"Iya boleh, besok ibu beliin ya, tapi Ibu gak janji"
"Kalau Ibu punya uang, Ibu pasti beliin Mbak, gak usah kamu minta juga pasti Ibu beliin"
Kalimat-kalimat itu yang sering kami dengar dari mulut Ibu. Aku tau, jauh di dalam lubuk hatinya, sangat besar keinginan Ibu untuk meluluskan apa yang jadi permintaan anak-anaknya. Dari Ibu kami belajar untuk pertama kalinya, bahwa berharap terlalu kuat akan mengecewakanmu juga dengan kuat.
Pasti kami marah, kesal, sedih. Tapi kami tau, kami percaya, dan kami melihat bahwa apa yang Ibu bilang memang benar. Dari Ibu kami belajar untuk pertama kalinya, bahwa bersabar itu membawa ketenangan dan kedamaian.
Ibu yang selalu memberikan apapun yang dia punya untuk kami. Hati, pikiran, tenaga, emosi, makanan, minuman, uang dan banyak yang lain. Tapi kadang hanya karena satu hal yang kami mau tapi tidak bisa dia sediakan, kami dengan cepat marah dan kesal, menyalahkan Ibu atas semua keterbatasan yang hadir dalam hidup kami.
Satu hari saat anak-anaknya sakit dan meminta sesuatu, Ibu tiba-tiba menjadi peri yang datang dan mengabulkan apa yang anaknya minta, Ibu juga punya mantra. "Oke, Ibu beliin apa yang kamu mau, tapi kamu sembuh ya?" Si anak pun mengangguk menandakan setuju, dan dengan bahagia menerima apa yang dia minta. Keesokan harinya, anak Ibu benar-benar sembuh. Mungkin Allah yang menjawab doa Ibu, karena Ibu gak mau anaknya sakit dan kesusahan.
Dari Ibu kami belajar berharap, bukan memaksa. Dari Ibu kami belajar berharap dan juga siap kecewa. Dari Ibu kami tau bagaimana rasanya kecewa dan kecewa mengajarkan kami untuk menerima, bahwa jawaban dari permintaan tidak selalu "ya" tapi juga ada "tidak" dan "nanti".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar